Kementerian Koperasi (Kemenkop) secara resmi memulai percepatan operasionalisasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) melalui program magang pengurus. Inisiatif ini bertujuan untuk membangun ekosistem serta kemitraan bisnis yang kuat di tingkat desa. Program magang ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.
Batch pertama program magang pengurus telah dibuka di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 38 peserta dari berbagai provinsi seperti Jawa Barat, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah mengikuti kegiatan ini. Magang berlangsung dari tanggal 15 hingga 22 November 2025, dengan fokus utama pada pengembangan sektor pertanian.
Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop, Destry Anna Sari, menyatakan bahwa melalui magang ini, diharapkan Kopdes Merah Putih mampu membangun ekosistem dan kemitraan bisnis. Program ini didukung oleh KNEKS, PUM Representative Indonesia, dan Universitas Pasundan. Total 114 peserta dari 24 provinsi akan mengikuti magang dalam tiga gelombang, dengan pendekatan materi dan praktik langsung.
Membangun Ekosistem Bisnis dan Kemitraan di Desa
Kementerian Koperasi berambisi menjadikan Kopdes Merah Putih sebagai pusat agregasi bisnis dan simpul ekonomi desa. Program magang ini dirancang untuk menumbuhkan DNA kewirausahaan di kalangan pengurus koperasi. Mereka diharapkan mampu memahami model bisnis yang efektif dan mengembangkan usaha berkelanjutan.
Destry Anna Sari menjelaskan, “Melalui magang ini, kami ingin Kopdes Merah Putih mampu membangun ekosistem dan kemitraan bisnis.” Dukungan dari berbagai pihak menunjukkan komitmen untuk mencapai tujuan tersebut. Pendekatan dua arah, yaitu pembekalan materi dan praktik langsung, menjadi kunci keberhasilan program.
Peserta magang akan mendapatkan pengalaman berharga dalam membangun jaringan dan kemitraan. Ini penting untuk memperluas jangkauan bisnis Kopdes Merah Putih di masa depan. Harapannya, setiap desa memiliki koperasi yang mandiri dan inovatif.
Program ini diharapkan dapat mereplikasi praktik terbaik di koperasi masing-masing peserta. Dengan demikian, ekosistem bisnis koperasi di tingkat desa akan semakin kuat dan terintegrasi. Ini adalah fondasi penting untuk pertumbuhan ekonomi lokal.
Kopontren Al-Ittifaq sebagai Model Percontohan Agribisnis Terpadu
Kopontren Al-Ittifaq di Ciwidey dipilih sebagai lokasi magang karena dianggap sebagai model praktik terbaik dalam agribisnis terpadu. Koperasi ini menerapkan sistem yang komprehensif, mulai dari produksi hingga pemasaran produk. Jaringan ritel modern telah berhasil mereka jangkau, menunjukkan efektivitas model bisnisnya.
Para peserta magang memiliki kesempatan untuk mempelajari rantai agribisnis dari hulu hingga hilir secara komprehensif. Destry Anna Sari menyoroti bahwa Al-Ittifaq tidak hanya kuat dalam aspek teknis, tetapi juga dalam pemberdayaan masyarakat dan santri. Ini memberikan pengalaman sosial dan manajerial yang lengkap bagi peserta.
Pembelajaran di Al-Ittifaq mencakup pengembangan supply chain, penyusunan standard operational procedure (SOP), manajemen produksi, dan perencanaan jangka panjang. CEO Kopontren Al-Ittifaq, Setia Irawan, menekankan pentingnya inovasi dalam setiap aspek. “Kata kuncinya inovasi. Temukan formula terbaik, lalu kembangkan di daerahnya,” ujarnya.
Model koperasi berbasis komunitas yang dijalankan Al-Ittifaq sangat relevan untuk diterapkan di Kopdes Merah Putih. Terutama karena Kopdes Merah Putih berakar kuat di pedesaan dan sektor pertanian. Ini memberikan contoh nyata bagaimana koperasi dapat berkembang secara berkelanjutan.
Peningkatan Kualitas Pengurus dan Inovasi Koperasi Desa
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, menegaskan bahwa pembelajaran berbasis praktik seperti magang sangat efektif. Hal ini krusial untuk meningkatkan kualitas pengurus Kopdes Merah Putih. Mereka dapat langsung mengamati dan mengadopsi manajemen mutu yang diterapkan.
Yuke Mauliani Septina menyatakan, “Mereka bisa belajar manajemen mutu yang diterapkan Al-Ittifaq untuk kemudian dibawa ke koperasi masing-masing.” Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pengurus memahami strategi pemasaran produk anggota. Membangun jejaring bisnis yang luas juga menjadi fokus utama.
Transformasi digital merupakan aspek penting lain yang ditekankan untuk koperasi modern. Pengurus Kopdes Merah Putih didorong untuk mengadopsi teknologi guna meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar. Inovasi ini akan memperkuat daya saing koperasi di era digital.
Setia Irawan dari Al-Ittifaq berharap peserta magang dapat menemukan formula terbaik untuk pengembangan koperasi di daerah mereka. Dengan demikian, setiap Kopdes Merah Putih dapat menjadi entitas ekonomi yang kuat dan mandiri. Ini akan berkontribusi pada pembangunan ekonomi desa secara keseluruhan.
Sumber: AntaraNews
